King Camp Gillette, lahir 5 Januari 1855 di sebuah kota kecil Fond du Lac, Wisconsin, Amerika Serikat. Semasa hidupnya, ia dibesarkan oleh keluarga yang cukup berada. Ayahnya adalah seorang ahli di bidang penemuan, sedangkan ibunya ahli di bidang masakan. Saat King berusia empat tahun, keluarganya hijrah ke Chicago, Illinois, tempat ayahnya memulai bisnis baru. Terlahir dari seorang keluarga yang memang sering berinovasi membuat Gillette dilahirkan sebagai seorang inovator. Dari pekerjaannya sebagai seorang salesman, ia mendapat pelajaran bahwa barang-barang yang bisa diganti dengan cepat atau diisi ulang, mampu mendulang lebih banyak keuntungan.
Sayang, di tahun 1871 bisnis ayahnya hancur total akibat kebakaran besar yang juga menghancurkan sebagian kota Chicago. Untuk menghilangkan trauma atas bencana itu, King dan keluarganya pindah ke New York City, mengikuti jejak ayahnya yang beralih profesi menjadi agen hak paten. Meski keluarganya tergolong orang mampu, King tidak berminat untuk melanjutkan sekolah. Minat untuk menjadi inovator begitu kuat. Saat itulah, King mulai terinspirasi untuk menciptakan sesuatu. Saat usianya 18 tahun, King memutuskan bekerja sebagai salesman keliling. Namun, ia tak pernah lupa untuk selalu mencipta di sela kerja.
Dalam kehidupannya, King terinspirasi paham utopis sosialis, cenderung antikapitalis. Pada usia 39 ia sempat menulis The Human Drift, yang menyatakan bahwa kompetisi sebagai akar segala kejahatan. Karya intelektualnya ini termotivasi oleh ibunya yang telah lebih dulu menerbitkan buku resep terkenal, White House Cookbook, buku itu masih terus dicetak ulang hingga 100 tahun kemudian.
Suatu hari pada tahun 1895, King merasa kesal karena selalu kerepotan menggunakan pisau cukur untuk merapikan janggutnya. Bahkan King harus mengalami iritasi akibat tumpulnya alat cukur yang ia gunakan. Pada masa itu alat cukur yang ada sebuah pisau cukur besar dan harus diasah setiap kali.
King pun lantas punya ide untuk membuat pisau kecil yang lebih praktis dan bisa segera diganti jika sudah tumpul. Ia lantas mencoba membawa ide itu kepada para teknisi di Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah universitas terkemuka di bidang teknologi. Sayang, hampir enam tahun, ia tak bisa meyakinkan teknisi tersebut untuk membantunya.
Dengan bermodalkan semangat dan pengalaman sebagai seorang salesman, membuat King keukeuh ingin melahirkan inovasi silet pencukur yang mudah, aman, dan praktis. Ia kemudian melakukan
sosialisasi dengan menawarkan pisau yang sangat tipis, tajam, murah, dan tidak perlu diasah sehingga tidak merepotkan pemakainya. Perjuangan King akhirnya kesampaian.Dalam kehidupannya, King terinspirasi paham utopis sosialis, cenderung antikapitalis. Pada usia 39 ia sempat menulis The Human Drift, yang menyatakan bahwa kompetisi sebagai akar segala kejahatan. Karya intelektualnya ini termotivasi oleh ibunya yang telah lebih dulu menerbitkan buku resep terkenal, White House Cookbook, buku itu masih terus dicetak ulang hingga 100 tahun kemudian.
Suatu hari pada tahun 1895, King merasa kesal karena selalu kerepotan menggunakan pisau cukur untuk merapikan janggutnya. Bahkan King harus mengalami iritasi akibat tumpulnya alat cukur yang ia gunakan. Pada masa itu alat cukur yang ada sebuah pisau cukur besar dan harus diasah setiap kali.
King pun lantas punya ide untuk membuat pisau kecil yang lebih praktis dan bisa segera diganti jika sudah tumpul. Ia lantas mencoba membawa ide itu kepada para teknisi di Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah universitas terkemuka di bidang teknologi. Sayang, hampir enam tahun, ia tak bisa meyakinkan teknisi tersebut untuk membantunya.
Dengan bermodalkan semangat dan pengalaman sebagai seorang salesman, membuat King keukeuh ingin melahirkan inovasi silet pencukur yang mudah, aman, dan praktis. Ia kemudian melakukan
Seorang teknisi bernama William Emery Nickerson mendengar doanya dan bersedia membantunya. Berdua, mereka menghabiskan lima tahun untuk menemukan orang yang mampu menyediakan sebuah mesin otomatis pencetak besi tipis yang tajam. Pada 1901, King dan William Nickerson, memodifikasi pisau cukur keselamatan dengan menciptakan pisau bermata dua yang dapat diganti dan dibuang setelah dipakai. Pisau cukur berbentuk huruf T yang bagian atasnya dapat diputar untuk memasukkan pisau ini mendapat paten pada tahun yang sama. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai silet pencukur yang praktis hingga saat ini. Kemudian, mereka pun membuat sebuah usaha yang dinamai American Safety Razor Company. Perusahaan inilah yang menjadi cikal bakal produsen pisau cukur terbesar dunia, Gillette, sesuai nama pemrakarsanya.
Dengan harga yang murah, selama satu tahun pertama pisau cukurnya hanya laku 144 buah. Meskipun demikian, King tidak menyerah begitu saja. Ia mulai memutar otak dengan mengurangi biaya produksi. Untuk langkah promosi ia pun membagi gratis silet pencukur. Cara ini kemudian berhasil. Hingga di tahun 1904, usahanya mulai mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan produk pisau silet membuat penjualan meningkat tajam. Angka penjualan mencapai angka 90 ribu unit dan 123 ribu pisau silet.
Untuk meningkatkan penjualannya, King membuka kantor perwakilan pertama di luar Amerika yakni di London, Inggris, untuk memasarkan produknya di Eropa. Gillette begitu mendominasi alat cukur seluruh dunia, sehingga di beberapa produk Gillette berarti sebuah pisau cukur. Pabrik yang dibangun oleh King menjadi pemimpin pasar di Eropa dengan 70 persen pangsa pasar dan di Amerika Latin dengan 80 persen pangsa pasar. Konon perusahaan yang dirintisnya sejak 1869, sekarang beromzet sekitar 8,5 miliar dolar AS.
King Camp Gillette meninggal 9 Juli 1932 di Los Angeles California, AS. Jasadnya dikuburkan di pemakaman The Forest Lawn Memorial Park Cemetery di Glendale, California. Hingga saat ini, melalui silet penemuannya, King mampu menggerakkan sebuah revolusi dalam penggunaan industri alat cukur.
Posting Komentar